Dalam aspek tata busana dan produk hewan, kulit adalah bahan yang fleksibel dan tahan lama yang dibuat dengan proses penyamakan kulit hewan, umumnya kulit sapi. Kulit telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakaian, interior kendaraan, furnitur, sampul buku, bedug, dan sebagainya.
Saat ini sebagian besar kulit terbuat dari kulit sapi. Kulit kambing, domba, dan rusa juga digunakan untuk menghasilkan bahan yang lebih empuk dan dihargai lebih tinggi. Kulit rusa digunakan sebagai sarung tangan di negara beriklim sedang. Kulit hewan lainnya yaitu kulit babi, kerbau, buaya, anjing, ular, kangguru, dan ungas besar seperti burung unta.
Kulit kangguru bersifat kuat, fleksibel, ringan, dan anti abrasi, sering digunakan sebagai bahan pembuat cambuk dan jaket pengguna sepeda motor, sepatu sepak bola, dan sarung tinju.
Produk-produk berbahan kulit seperti tas, sepatu, hingga dompet sering dinilai sebagai produk yang memiliki nilai jual yang tinggi serta tidak jarang membuat si pemilik menjadi lebih percaya diri ketika menggunakan atau membawanya.
Memiliki produk berbahan kulit asli sudah pasti menciptakan kebanggaan tersendiri bagi si pemilik, namun sekarang ini tidak sedikit produk berbahan kulit yang tidak terbuat dari bahan kulit asli atau genuine leather.
Dari sekian banyak lokasi wisata yang ada di Kabupaten Bantul, salah satu yang paling populer adalah desa wisata. Selain berwisata, keuntungan lain mengunjungi desa wisata adalah menambah wawasan serta pengalaman. Jadi tidak ada salahnya bukan sesekali mengeksplor desa-desa wisata yang ada di Bantul.
Biasanya desa wisata memiliki ciri khasnya sendiri dan sangat woth it banget buat rekomendasi liburan saat pandemi. Perbedaan ciri khas antara desa wisata di Sleman dan Kulonprogo, dan desa wisata di Bantul. Jika desa wisata di Sleman dan Kulon Progo lebih menonjolkan desa wisata alam, sedikit berbeda dengan desa wisata di Bantul yang lebih ke desa wisata kerajinan, contohnya adalah Desa Wisata Manding.
Baca Juga : Berbagai Spot Wisata Alam Jogja yang Menyenangkan
Desa Wisata Manding
Desa wisata Manding Bantul merupakan desa wisata sentral kerajinan kulit. Jadi kalau di Bandung ada Cibaduyut, di Jogja ada Manding. Awal mula kerajinan kulit muncul sekitar tahun 1947 yang diprakarsai oleh tiga orang pemuda. Awalnya ketiganya merupakan karyawan di perusahaan kulit yang memproduksi pakaian dan pelana, hingga akhirnya mereka berinisiatif untuk membuka usaha sendiri. Hingga kini, sudah ada lebih dari 100 pengrajin kulit yang ada di desa Manding. Peminat kerajinan kulit dari desa manding inipun sudah merambah hingga mancanegara.
Wisatawan yang datang ke Desa Manding ini biasanya mereka berburu aksesoris berbahan kulit seperti tas, dompet, pigura, gantungan kunci, sabuk, sampai jaket kulit. Di sepanjang jalan, akan banyak ditemukan rumah-rumah penduduk yang sekaligus berfungsi sebagai showroom hasil kerajinan. Dan jika kamu mau cari paket seminar kit cocok banget nih disini karena harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau dan bisa ditawar lebih murah lagi.
Penasaran sebagus apa produk kulit yang diproduksi oleh para pengrajin di Desa Manding? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Sentra kerajinan kulit yang masih bertahan di Yogyakarta
Manding merupakan desa wisata di Yogyakarta yang terkenal dengan produksi kerajinan kulit dalam jumlah besar. Jika Bandung punya Cibaduyut dan Jawa Timur punya Tanggulangin, maka Yogyakarta punya Manding yang target pasarnya bukan hanya sebatas kalangan domestik saja tapi sudah menembus pasar internasional. Awal mula berdirinya Manding sebagai sentra kerajinan kulit adalah berkat gagasan oleh tiga pemuda bernama Prapto Sudarmo, Ratno Suharjo dan Wardi Utomo.
Ketiganya pernah bekerja di perusahaan kulit di Yogyakarta dan memutuskan untuk meninggalkan perusahaan pada tahun 1947. Kemudian, mereka mulai merintis usahanya sendiri yang berbahan dasar kulit juga. Usahanya pun berkembang dan berhasil menjadikan Manding sebagai pusat kerajinan kulit nomor satu di Yogyakarta. Desa Wisata Manding pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1970an hingga 1980an.
3 Tips Memilih pr Kulit Asli dan Berkualitas Terbaik
Hal pertama yang harus diperhatikan saat memilih tas kulit asli adalah spesifikasi tas yang sesuai kebutuhan Anda. Apakah Anda ingin membeli tas laptop, tas jinjing, atau tas kantor? Setelah mengetahui fungsi tas yang ingin dibeli, kemudian Anda bisa mempertimbangkan faktor lain mengenai spesifikasi tas kulit.
1. Perhatikan Keaslian Bahannya
Meskipun semuanya disebut kulit, bukan berarti semua kulit terbuat dari bahan kulit asli. Belum lagi bila berbicara soal tampilan kulit palsu, banyak juga yang sangat mirip seperti kulit asli dan agak sulit membedakannya.
Namun, ada satu cara yang bisa dicoba untuk membedakan jenis kulit yang asli dan palsu yaitu dengan cara memperhatikan tekstur permukaannya. Tekstur permukaan dari bahan kulit asli biasanya tak beraturan, sedangkan kulit palsu memiliki tekstur permukaan yang lebih teratur dan rata. Selain itu, kulit asli biasanya memiliki sisi belakang yang lebih kasar karena adanya pori-pori dan kulit palsu biasanya sisi belakangnya lebih halus.
Baca Juga : Makam Bersejarah Yang Ada di Jogja
2. Raba dan Perhatikan Permukaan Kulit
Tips berikutnya yang tak kalah pentingnya saat memilih kulit asli yaitu memperhatikan bagian permukaannya. Para pembeli yang telah memahami karakteristik kulit asli dapat langsung mengetahui keaslian kulit hanya dengan meraba bagian permukaan kulit.
Cirinya yaitu tas kulit asli memiliki tekstur yang lebih tak beraturan sedangkan tas kulit palsu memiliki teksur yang rata. Hal tersebut dikarenakan bahan kulit palsu dibuat dan dicetak menggunakan mesin sehingga memiliki pola dan teksur yang lebih rapi.
3. Perhatikan Legalitas Bahan Kulitnya
Umumnya kulit asli terbuat dari bahan kulit sapi dan kulit domba, namun selain itu, ada juga yang dibuat dari kulit banteng, ular, hingga kulit buaya. Sayangnya, meskipun terbuat dari bahan kulit asli, tak semua bahan tersebut memiliki legalitas resmi karena cara mendapatkannya yang ilegal.
Agar Anda tak tertipu dengan kulit palsu, sebaiknya pilihlah kulit asli yang bahan kulitnya memiliki legalitas resmi. Seperti dikutip dari Kompas.com, kulit asli yang legal biasanya disertai logo CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) di belakangnya. Selain menjamin bahan kulitnya asli, logo CITES juga menjamin proses pengambilan kulitnya resmi dan legal.
Nah itu dia ulasan seputar desa wisata Manding dengan berbagai produk kerajinan kulit atau leather yang dikenal hingga ke luar negeri. Jika Anda tertarik untuk memesan produk kulit di Jogja termasuk paket seminar kit, Anda bisa menghubungi nomor kontak yang tertera ya. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.