Ritual Adat Seputar Aqiqah dan Kelahiran Yang Mulai Ditinggalkan

Dalam kehidupan berumahtangga, hal yang paling ditunggu dalam kehidupan keluarga terutama keluarga yang baru di bangun adalah kehadiran si buah hati. Berbagai upaya di lakukan oleh suami jika istri lama belum menampakkan tanda-tanda akan diberi momongan. Mulai dari pengobatan herbal, pengobatan ke dokter spesialis atau terapi.

Menyambut kelahiran bayi dengan aqiqah. Sumber IG @binjai_project

Begitu pula setelah si kecil terlahir di dunia, orangtua si bayi akan segera mempersiapkan apapun yang di perlukan untuk menyambut kelahiran anak yang diidam idamkannya. Seperti tasyakuran kelahiran, aqiqah, membeli perlengkapan bayi dan sebagainya. Untuk acara tasyakuran dan aqiqah sebenarnya kita bisa menggunakan jasa katering khusus aqiqah dan tasyakuran. Seperti penulis yang sekarang bermukim di Jogja, penulis melihat banyak sekali usaha peternakan kambing yang mensuplai kebutuhan kambing pada jasa aqiqah Jogja dan sekitarnya.

Semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan aktivitas masyarakat menjadikan masyarakat memiliki pola pikir yang simpel dan tidak mau repot. Itulah yang menjadikan jasa katering aqiqah dan tasyakuran berkembang pesat.

Selain ilmu pengetahuan dan pola pikir masyarakat, semakin menyebarnya pengetahuan agama berdampak pada animo masyarakat yang mulai dekat dengan aturan agama. Yang paling terasa adalah adanya komunitas yang berkomitmen untuk memerangi riba, selain itu mereka juga bekerjasama membuat usaha yang berbasis pada syariah. Maka tak heran banyak pengusaha muda yang tumbuh tanpa terikat oleh pinjaman riba. Bahkan ada pula yang membangun jasa rental mobil tanpa riba yang sebenarnya untuk membuka usaha tersebut membutuhkan modal besar.

Pada bagian lain masyarakat di Indonesia mulai meninggalkan ritual budaya warisan leluhur yang sekiranya bertetantangan dengan dalil agama. Akan tetapi alasan meninggalkan ritual budaya leluhur itu ukan serta merta karena dalil agama, ada pula yang meninggalkan ritual ritual warisan leluhur karena pola pikir masyarakat yang simpel dan memang ritual tersebut dirasa tidak ada gunanya. Mungkin generasi sekarang tidak tahu ritual-ritual apa yang telah di lakukan para orang tua terdahulu ketika ada kelahiran anak. Kita bisa lihat di bawah ini.

Ritual budaya seputar kelahiran yang mulai ditinggalkan.

Mengubur ari-ari di tempat tertentu

Pada masa lalu dan mungkin sekarang masih dilakukan, ari-ari bayi yang baru lahir dikubur di samping rumah atau pintu masuk rumah sebelah kanan jika yang lahir laki-laki. Dan di sebelah kiri jika yang lahir perempuan. Selain itu benda benda yang berhubungan dengan keinginan orangtua kepada si anak juga ikut dikubur. Misalnya mengubur pulpen agar anak kelak kalau besar bisa menjadi guru dan lain sebagainya.

Tempat dikuburkannya ari-ari biasanya di beri penerangan lampu minyak. Sehingga masyarakat tahu jika di depan rumah samping pintu ada lampu minyak yang menyala dan ditutupi pelindung agar tidak kena angin maka yang punya rumah baru saja lahiran bayi. Pada hari ini masyarakat yang melakukan hal itu mulai berkurang. Mungkin depan rumah tidak memungkinkan lagi untuk mengubur ari-ari atau karena sebab lain.

Meletakkan berbagai benda tajam di bawah kasur si bayi

Bayi yang baru lahir biasanya di tempatkan di dipan yang berkasur atau kasur yang ada di bawah. Orang-orang dahulu akan menempatkan berbagai senjata tajam di bawah kasur bayi. Ada yang mengatakan hal itu di lakukan untuk keselamatan si buah hati. Akan tetapi hal ini akan terlihat aneh mengingat bayi yang baru lahir belum bisa menggunakan alat apapun apalagi membela diri dengan senjata tajam. Mungkin karena kejanggalan itulah banyak masyarakat yang mulai meninggalkan adat tersebut.

Kenduri dan tumpengan menyambut kelahiran. Sumber IG @mardiadilogandu

Sepasar

Sepasar adalah hitungan lima hari setelah kelahiran bayi. Karena hari dalam budaya jawa itu ada lima yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon maka hitungan ‘seminggu’ pada penanggalan jawa adalah lima hari atau sepasar. Biasanya keluarga yang lahiran akan membagi-bagi makanan ke tetangga. Upacara sepasar berbeda dengan aqiqah, karena aqiqah biasanya di laksanakan tujuh hari setelah kelahiran dan disyaratkan dengan menyembelih kambing sesuai jenis kelamin si bayi.

Ritual selapanan

Ritual selapanan yang di maksud disini adalah ritual menggedong bayi berkeliling ke tiap tiap tamu undangan dan tiap tiap tamu undangan akan mengelus dan meniup kepala bayi. Ada yang sekedar meniuo tetapi ada pula yang disertai doa dan ucapan pengharapan pada si bayi. Biasanya upacara selapanan di sertai dengan pembacaan syair Al Barzanji. Di sebagian masyarakat desa pembacaan sholawat al Barzanji dan ritual selapanan masih di lakukan akan tetapi mulai dotinggalkan di perkotaan.

Mungkin masih banyak lagi ritual ritual yang telah ditinggalkan akan tetapi bagi yang beragama Islam tuntunan tentang menyambut kelahiran cukup disesuaikan dengan perintah agama.

terimakasih telah mengunjungi halaman kami, kami juga memiliki informasi wisata seputar Jogja yamh dapat anda baca.

Tinggalkan komentar